Friday, November 9, 2012

Kepak Sayap Garuda Di Dunia

Dalam sejarahnya kiprah pemain Indonesia di luar negeri telah dimulai sejak tahun 70-an saat Iswadi Idris mencatatkan namanya menjadi pemain pertama asal Indonesia yang berkarir di luar negeri.

(Iswadi Idris - Kanan, Pemain Indonesia Pertama Di Luar Negeri)
Bersama dengan Sutjipto Soentoro, Abdul Kadir, dan Jacob Sihasale di lini tengah Tim Nasional Indonesia pada saat itu, mereka dikenal dengan julukan "Kuartet tersepat Asia". Dengan kemampuan, visi bermain, serta disiplinnya, Pemain yang dijuluki "Boncel" itu akhirnya dikontrak oleh klub asal Australia, Western Suburbs pada tahun 1974-1975.

Selain Iswadi Idris yang berkiprah di Australia pada era itu, ada empat pemain Indonesia lain yang kemudian mengikuti jejaknya dengan berkarir di Luar Negeri. Mereka adalah Surya Lesmana, Risdianto, Gunawan dan Jeffrey. Kuartet Indonesia itu bermain untuk klub professional Hongkong MacKinnon Mackenzie. Surya Lesmana bahkan dikontrak dengan gaji sebesar HK$ 2,000 yang terhitung cukup besar pada masa itu.

Kehadiran keempat pemain Indonesia itu di Hongkong pada saat itu tidak terlepas dari campur tangan Kwok Tak Sin, mantan penjaga gawang Tunas Jaya dan Persija Jakarta pada tahun 60-an yang menetap di Hongkong. Tak Sin mendatangkan Surya Lesmana, Gunawan, dan Jeffrey pada bulan Agustus 1974 yang kemudian disusul dengan mendatangkan Risdianto di bulan berikutnya.

Pada era tahun 1980-an, munculah nama Ricky Yacob. Pemain yang dijuluki Paul Breitner Indonesia itu dikontrak oleh salah satu klub Liga Jepang bernama Matsushita Electric Soccer Club atau yang pada saat ini dikenal dengan nama Gamba Osaka pada tahun 1988. Sayang, kesulitan dalam beradaptasi dengan cuaca dingin Jepang yang kerap membuatnya cedera harus membuat Ricky melewatkan musim yang kurang baik selama berkarir di negeri matahari terbit. Ia hanya bermain sebanyak empat pertandingan dan mencetak satu gol.

(Nil Maizar - Ketiga Dari Kiri / Courtesy: Goal.com Indonesia)
Robby Darwis, Nil Maizar, Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, dan Kurnia Sandy menjadi pemain - pemain Indonesia berikutnya yang mencoba peruntungan berkarir di luar negeri pada era tahun 1990-an. Pada masa itu, Robby Darwis bermain untuk klub asal Malaysia Kelantan FA sedangkan Nil Maizar menghabiskan 6 bulan dengan bergabung bersama salah satu klub raksasa Republik Ceko, Sparta Praha.

(Kurnia Sandy Bersama Sampdoria)
Sementara program Primavera dan Baretti yang dijalankan oleh PSSI pada era tahun 1990-an itu, menghasilkan Kurniawan Dwi Yulianto yang dikontrak oleh FC Luzern Swiss, Bima Sakti berkesempatan menjajaki Liga Swedia bersama Helsingborgs IF dan Kurnia Sandy menghabiskan satu tahun dengan menjadi kiper ketiga Sampdoria di Liga Italia.

Pada tahun 2000-an, munculah nama Rigan Agachi dan Bambang Pamungkas. Rigan Agachi membuat berita yang cukup menghebohkan ketika dirinya bergabung dengan tim junior PSV Eindhoven. Pada saat itu, Rigan membela PSV Eindhoven di Liga Junior Belanda. Sayang karirnya bersama PSV tidak berjalan cukup baik hingga akhirnya ia bermain untuk beberapa klub divisi bawah di Belanda hingga saat ini.

Sementara itu, Bambang Pamungkas disebut - sebut akan menjadi bintang Sepakbola Indonesia setelah ia menjadi topscorer Liga Indonesia dengan mencetak 24 gol dari 30 pertandingan bersama Persija Jakarta. Bambang kemudian memutuskan untuk membawa talentanya ke Eropa dengan bermain untuk EHC Norad di Belanda. Sulitnya beradaptasi dengan cuaca Eropa, membuat pencetak gol terbanyak Tim Nasional Indonesia pada saat ini itu hanya bertahan selama 4 bulan di Belanda.

(Bambang Pamungkas & Elie Aiboy Bersama Selangor FA)
Kurang beruntung di Belanda, Bambang kemudian kembali mencoba kembali berkarir di Luar Negeri. Pada tahun 2005 hingga 2007, ia bersama Elie Aiboy bermain di Liga Malaysia dengan memperkuat Selangor FA. Duet asal Indonesia itu bahkan mampu memberikan tiga gelar dalam satu musim untuk klub yang bermarkas di Stadion Shah Alam. Keberhasilan Bambang dan Elie di Negeri Jiran tidak hanya membuat mereka menjadi legenda di Selangor, akan tetapi juga membuat klub - klub asal Malaysia mulai tertarik untuk merekrut pemain - pemain asal Indonesia lainnya.

Pemain - pemain yang kemudian bermain di Malaysia sekitar tahun 2005-an itu adalah Ramadhani Fitnadi yang dikontrak Perak FC, Ilham Jaya Kesuma yang membela MPPJ Selangor, Ponaryo Astaman bergabung bersama Melaka TMFC, Kurniawan Dwi Yulianto bermain selama 6 bulan untuk Sarawak FA, serta PDM FA yang merekrut Budi Sudarsono.

Selain kiprah pemain - pemain Indonesia yang bermain di Malaysia itu, satu nama lain yang tidak boleh dilupakan adalah Rocky Putiray yang sukses berkarir di Liga Hongkong. Salah satu momen fenomenal Rocky adalah ketika ia mencetak 2 gol pada sebuah laga ujicoba antara klubnya Kitchee FC saat menghadapi AC Milan. Dua gol Rocky di pertandingan itu pun sukses membawa klub asal Hongkong tersebut menang 2-1 atas Andriy Shevchenko, dkk.

(Arthur Irawan, Salah Satu Pemain Indonesia Di Luar Negeri)
Hingga saat ini pun kiprah pemain - pemain asal Indonesia di mancanegara tidak pernah surut. Sebut saja beberapa diantaranya seperti Arthur Irawan yang bermain di Spanyol, Syaffarizal Mursalin Agri di Qatar, trio Indonesia di Belgia Alfin Tuasalamony, Yandi Sofyan, dan Syamsir Alam serta beberapa di negara lainnya. Selain itu, juga terdapat beberapa pemain keturunan Indonesia-Belanda seperti Stefano Lilipaly, Jhonny van Beukering, serta beberapa lain yang telah menjadi Warga Negara Indonesia akan tetapi tetap berkarir baik di Belanda ataupun kompetisi di negara lain.

Jules Denis Onana, salah seorang agen pemain resmi FIFA yang telah lama tinggal di Indonesia mengungkapkan pendapatnya tentang semakin banyaknya pemain - pemain muda asal Indonesia yang berani mencoba berkarir di Luar Negeri.

"Mereka adalah generasi baru yang telah belajar bermain sepakbola sejak usia yang sangat muda dan tumbuh bersama dengan sistem. Kita telah memiliki beberapa di Belgia, Spanyol, dan lainnya. Kita berharap kesuksesan mereka di luar negeri dapat membuat jalan bagi yang lainnya," ujar mantan pemain Tim Nasional Kamerun itu.

Semoga semakin banyak pemain - pemain Indonesia yang berani keluar dari comfort zone mereka bermain di Indonesia dan memutuskan untuk berkarir di luar negeri dimana pada akhirnya pengalaman serta kemampuan yang mereka dapatkan selama berkompetisi di luar negeri dapat memberikan pengaruh positif bagi Tim Nasional Indonesia.

3 comments:

  1. Mau nambahin aja, Jajang Mulyana sama Riyandi Ramadhana Putra pernah main di Boavista Brazil, Vennard Hutabarat juga pernah main di Hong Kong.

    ReplyDelete
  2. weh keren ternyata pemain pemain indonesia

    ReplyDelete